Penyakit Jantung Koroner

jantungkoroner2

jantung koronerArteri koroner adalah pembuluh darah di jantung yang berfungsi menyuplai makanan bagi sel-sel jantung. Penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner tersebut tersumbat atau menyempit karena endapan lemak, yang secara bertahap menumpuk di dinding arteri. Proses penumpukan itu disebut aterosklerosis, dan bisa terjadi di pembuluh arteri lainnya, tidak hanya pada arteri koroner.

Kurangnya pasokan darah karena penyempitan arteri koroner mengakibatkan nyeri dada yang disebut angina, yang biasanya terjadi saat beraktivitas fisik atau mengalami stress. Bila darah tidak mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita dapat mengalami serangan jantung yang mematikan. Serangan jantung tersebut dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika Anda sedang beristirahat.

Penyakit jantung koroner juga dapat menyebabkan daya pompa jantung melemah sehingga darah tidak beredar sempurna ke seluruh tubuh (gagal jantung). Penderita gagal jantung akan sulit bernafas karena paru-parunya dipenuhi cairan, merasa sangat lelah, dan bengkak-bengkak di kaki dan persendian.

Faktor Risiko

1. Kadar Kolesterol Tinggi.

Penyebab penyakit jantung koroner adalah endapan lemak pada dinding arteri koroner, yang terdiri dari kolesterol dan zat buangan lainnya. Untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner, Anda harus menjaga kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang secara alamiah dihasilkan tubuh dan bermanfaat bagi pembentukan dinding sel dan hormon. Dua pertiga kolesterol diproduksi oleh hati (liver), sepertiga lainnya diperoleh langsung dari makanan. Kolesterol diedarkan dalam darah melalui molekul yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein, yaitu low-density lipoprotein (LDL), and high-density lipoprotein (HDL).

LDL mengangkut kolesterol dari hati ke sel-sel tubuh. HDL berfungsi sebaliknya, mengangkut kelebihan kolesterol ke hati untuk diolah dan dibuang keluar. LDL yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan kolesterol pada dinding arteri sehingga disebut “kolesterol jahat”. Kadar LDL yang optimal adalah 100- 129 mg/dL. Kelebihan LDL menyebabkan HDL “kewalahan” membuang kolesterol yang berlebih. Total kolesterol yang dianjurkan (HDL + LDL) adalah di bawah 200 mg/dL (border line = 240).

2. Tekanan Darah Tinggi/Hipertensi.

Tekanan darah tinggi menambah kerja jantung sehingga dinding jantung menebal/kaku dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.

Ada dua pengukuran tekanan darah. Tekanan sistolik adalah tekanan darah yang memancar dari jantung ke seluruh tubuh. Tekanan diastolik adalah tekanan darah yang kembali mengisi jantung. Secara umum orang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah sistolik/diastoliknya di atas 140/90 mmHg.

3. Trombosis.

Trombosis adalah gumpalan darah pada arteri atau vena. Bila trombosis terjadi pada pembuluh arteri koroner, maka Anda berisiko terkena penyakit jantung koroner. Trombosis biasanya berada pada dinding pembuluh yang menebal karena aterosklerosis. Merokok meningkatkan risiko trombosis hingga beberapa kali lipat.

4. Kegemukan.

Kegemukan (obesitas) meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Orang yang kegemukan juga cenderung memiliki kadar HDL rendah/LDL tinggi.

5. Diabetes mellitus.

Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung koroner, terlebih bila kadar gula darah tidak dikontrol dengan baik. Dua pertiga penderita diabetes meninggal karena penyakit jantung dan gangguan kardiovaskuler lainnya.

6. Penuaan.

Risiko penyakit jantung koroner meningkat seiring usia. Semakin tua, semakin menurun efektivitas organ-organ tubuh, termasuk sistem kardiovaskulernya. Lebih dari 80 persen penderita jantung koroner berusia di atas 60 tahun. Laki-laki cenderung lebih cepat terkena dibandingkan perempuan, yang risikonya baru meningkat drastis setelah menopause.

7. Keturunan.

Risiko Anda lebih tinggi bila orang tua Anda juga terkena penyakit jantung koroner, terlebih bila mulai mengidap di usia kurang dari 60 tahun.

Cara Mengurangi Risiko

Meskipun tidak dapat melawan penuaan dan mempengaruhi garis keturunan, Anda dapat melakukan hal berikut untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner:

  • Mengurangi konsumsi daging berlemak jenuh tinggi.
  • Memperbanyak makan buah, sayuran dan biji-bijian yang mengandung antioksidan tinggi (Vitamin A, C dan E). Antioksidan mencegah lemak jenuh berubah menjadi kolesterol.
  • Menghindari stress. Stress dapat menimbulkan ketidakseimbangan fungsi tubuh, meningkatkan tekanan darah serta membuat Anda merokok dan makan berlebihan.
  • Tidak merokok dan minum kopi berlebihan.
  • Rajin berolah raga. Olah raga aerobik selama 30 menit setiap hari, 3-4 kali seminggu dapat memperkuat jantung, membakar lemak dan menjaga kesimbangan HDL dan LDL.

Risiko Anda terkena serangan jantung dan stroke mungkin jauh lebih tinggi daripada yang Anda kira.

Sebuah penelitian di AS yang diterbitkan pada Rabu (26/1/12) menunjukkan bahwa merokok, diabetes, tekanan darah tinggi atau kolesterol tinggi dapat secara signifikan meningkatkan risiko mengalami serangan jantung atau stroke di suatu waktu dalam hidup Anda.

“Kebanyakan penelitian sampai saat ini berfokus pada pengaruh jangka pendek dari faktor-faktor risiko tersebut, seperti 5 sampai 10 tahun, sehingga memberikan gambaran jangka panjang yang tidak realistis,” simpul penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine tersebut. Kesimpulan itu didasarkan pada data yang dikumpulkan sebagai bagian dari Cardiovascular Risk Pooling Lifetime Project, sebuah penelitian jangka panjang yang memantau lebih dari 250.000 pria dan wanita selama lebih dari 50 tahun. Selama penelitian, faktor-faktor risiko serangan jantung dan stroke yaitu tekanan darah, tingkat kolesterol, status merokok, dan status diabetes  diukur setiap sepuluh tahun sekali yaitu pada usia 45, 55, 65 dan 75 tahun. Setiap faktor risiko diberi nilai untuk total kolesterol lebih besar dari 180 mg/ dl, tekanan darah yang tidak diobati lebih dari 120/80, merokok dan diabetes.

Laki-laki berusia 45 tahun yang tidak memiliki satu pun faktor risiko tersebut seumur hidup hanya berisiko 1,4% terkena serangan jantung atau stroke. Untuk laki-laki yang memiliki dua dari empat faktor itu, risikonya meningkat hampir 50%. Wanita berusia 45 tahun yang tidak memiliki satupun faktor risiko itu, berisiko 4,1% terkena serangan jantung atau stroke seumur hidupnya, jauh lebih tinggi dibandingkan pada laki-laki sehat. Namun, wanita yang memiliki dua atau lebih faktor tersebut risikonya hanya naik sebesar 30,7%. Wanita secara umum memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke dalam masa hidup mereka dibandingkan laki-laki, tetapi berisiko lebih rendah terkena serangan jantung.

“Bahkan peningkatan faktor risiko sedikit saja, seperti kolesterol atau tekanan darah yang sedikit lebih tinggi, dapat secara signifikan meningkatkan risiko seumur hidup seseorang,” kata Donald Lloyd-Jones, pemimpin studi itu, memperingatkan. Kebanyakan orang dewasa yang dianggap berisiko rendah dalam jangka pendek sebenarnya berisiko tinggi di usia selanjutnya. Faktor risiko yang berkembang di usia muda dan dewasa awal akan menentukan risiko penyakit jantung di masa selanjutnya.

“Kita perlu berusaha lebih keras agar faktor-faktor risiko itu tidak ada sama sekali,” tambahnya. Pencegahan penyakit jantung dan stroke harus dimulai sedini mungkin pada anak-anak dan dewasa muda dengan menjalani gaya hidup yang sehat seperti tidak merokok, menjaga berat badan, berolahraga dan mengendalikan tekanan darah.

http://majalahkesehatan.com/penyakit-jantung-koroner/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

CAPTCHA Image
Refresh Image

*